Skip to main content

Dari Buku “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat” Kita Belajar

Dari buku terjemahan “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat” karangan Mark Manson, ada beberapa kutipan pesan yang dapat kita pelajari. Buku ini disebut best seller versi New York Times dan Globe and Mail. Untuk lengkapnya kalian bisa membaca bukunya, fyi menurutku bacaannya cukup berat, dan menguras pikiran. Ini adalah salah satu buku self-improvement yang mengulas sebuah pendekatan dari sisi yang berbeda. This is it :

  • Kunci untuk kehidupan yang baik bukan tentang memedulikan lebih banyak hal; tapi tentang memedulikan hal yang sederhana saja, hanya peduli tentang apa yang benar dan mendesak dan penting.
  • Penerimaan seseorang terhadap pengalaman negatif justru merupakan sebuah pengalaman positif.
  • Masa bodoh atau bodo amat artinya memandang tanpa gentar tantangan yang paling menakutkan dan sulit dalam kehidupan dan mau mengambil suatu tindakan.
  • Sebagian besar dari kita, sepanjang hidup, memberikan terlalu banyak perhatian untuk situasi yang sebenarnya tidak layak dipedulikan.
  •  Masa bodoh bukan berarti menjadi acuh tak acuh; masa bodoh berarti nyaman saat menjadi berbeda.
  •  Ini fakta kehidupan, tidak pernah ada yang namanya masa bodoh. Anda pasti memedulikan sesuatu. Pertanyaannya, apa yang kita pedulikan? Hal apa yang kita pilih? Bagaimana caranya agar kita bersikap masa bodoh terhadap hal yang memang tidak ada maknanya?
  • Intinya bukan menghindari kesulitan, tetapi menemukan hall sulit yang bisa anda hadapu dan nikmati. Seni 2: untuk bisa mengatakan “bodo amat” pada kesulitan, pertama-tama harus peduli terhadap sesuatu yang jauh lebih penting dari kesulitan.
  • Jangan mengharapkan suatu kehidupan yang bebas dari masalah. Tidak ada hal seperti itu. Sebaliknya, berharaplah akan hidup yang penuh dengan masalah-masalah yang baik
  • Masalah tidak pernah berhenti, mereka hanya datang silih berganti dan/atau meningkat.
  •  Untuk menjadi bahagia kita memerlukan sesuatu untuk dipecahkan. Kebahagiaan yang sejati akan terwujud hanya jika ketika anda menemukan masalah dan menikmati proses pemecahannya.
  • Apapun masalahnya, konsepnya sama: selesaikan masalah, lalu berbahagialah.
  •  Hanya karena sesuatu terasa enak, tidak berarti itu baik. Hanya karena sesuatu terasa tidak enak, bukan berarti itu buruk.
  • Pengukuran yang benar tentang penghargaan diri bukan pada bagaimana merasakan pengalaman positifnya, namun lebih pada bagaimana dia merasakan pengalaman negatifnya, untuk kemudian bertindak memperbaikinya.
  •  Sejatinya, tidak ada yang disebut masalah pribadi. Jika anda memiliki suatu masalah, ada peluang jutaan orang lain juga memilikinya, entah dulu, sekarang, atau esok.
  • Bertanya kepada diri sendiri secara jujur itu sulit. Kenyataannya, sesuai pengalaman saya, semakin tidak nyaman sebuah jawaban, semakin itu mendekati kenyataan yang sebenarnya.
  • Ketika kita menyangkal masalah kita, kita menihilkan kesempatan yang kita miliki untuk menyelesaikan masalah dan menjadi bahagia. Karena itu menghindari masalah justru menuntun kita kepada suatu kondisi yang hampa makna (bahkan meskipun di satu sisi menyenangkan).
  • Ketika peduli pada hal-hal yang lebih baik, maka akan mendapatkan masalah yang lebih baik, dan anda menjalani kehidupan yang lebih baik.
  • Ketika kita mempelajari sesuatu yang baru, kita tidak beranjak dari “salah” menuju “benar”. Namun, kita berangkat dari salah menuju sedikit salah. Dan ketika kita menambahkan sesuatu yang baru lagi, kita bergerak dari sedikit salah ke kesalahan yang lebih sedikit, dan seterusnya. Kita selalu dalam proses mendekati kebenaran dan kesempurnaan tanpa benar-benar dapat meraik kebenaran dan kesempurnaan itu sendiri.
  • Orang kadang takut sukses – untuk alasan yang sama mereka takut gagal.
  • Jangan temukan diri anda, jangan kenali diri anda, karena inilah yang akan menjaga anda untuk tetap berusaha dan mencari. Dan ini akan memaksa untuuk tetap rendah hati dalam penilaian anda dan menerima berbagai perbedaan dari banyak orang
  • Terdapat aturan umum, bahwa kita semua adalah pengamat yang paling buruk dunia, khususnya jika diminta mengamati diri kita sendiri
  •  Jika seseorang lebih baik daripada anda mengenai suatu hal, sepertinya itu karena dia telah mengalami kegagalan lebih banyak daripada anda. Jika seseorang lebih buruk dari anda, sepertinya karena dia belum mengalami semua pengalaman belajar yang menyakitkan seperti yang anda rasakan.
  • Saya cepat belajar bahwa memaksa diri saya untuk melakukan sesuatu, bahkan pekerjaan yang paling rendah, dengan cepat membuat pekerjaan yang lebih besar terlihat lebih mudah.
  • Tanpa konflik, tidak akan ada kepercayaan. Konflik muncul untuk menunjukkan kepada kita siapa yang ada untuk kita tanpa syarat dan siapa yang hanya ada untuk mendapatkan keuntungan.
  • Mengejar pengalaman sebanyak-banyaknya justru akan menghalangi kita dari kesempatan untuk mengalami nikmatnya kedalaman suatu pengalaman.
  • Komitmen memberi anda kebebasan karena perhatian anda tidak lagi teralihkan oleh hal-hal yang tidak penting dan tidak karuan
  • Apa yang dikatakan Becker, intinya adalah bahwa kita semua digerakkan oleh rasa takut kita, peduli terhadap terlalu banyak hal, karena peduli terhadap sesuatu adalah satu-satunya cara untuk mengalihkan perhatian kita dari fakta tentang kematian, dan bahwasanya kematian tidak bisa dihindari.
  • Mark tain berkata ketakutan akan kematian menandakan ketakutan akan kehidupan. Seseorang yang hidup secara paripurna, siap mati kapan saja.
  • Kematian menghadapi kita semua dengan satu pertanyaan yang jauh lebih menyakitkan dan penting: apa warisan anda?
  • Tanpa pernah mengakui tatapan kematian di hadapan kita, nilai yang sifatnya dangkal akan tampil sebagai sesuatu yang penting, dan nilai yang sifatnya penting akan muncul sebagai nilai yang dangkal. Kematian adalah satu-satunya hal yang dapat kita ketahui dengan pasi, dan karenanya itu harus menjadi kompas yang kita gunakan sebagai petunjuk arah dari nilai dan keputusan lainnya.
  • Orang-orang menyatakan diri mereka sebagai para ahli, wiraswasta, penemu, pembawa inovasi, unik, dan coach tanpa ada pengalaman hidup-nyata. Dan mereka melakukan ini bukan karena sungguh berpikir bahwa mereka lebih hebat daripada yang lain, tetapi karena merasa perlu menjadi lebih hebat agar bisa diterima dalam suatu dunia yang hanya menyiarkan orang-orang luar biasa.
  •  Anda sudah hebat karena di depan wajah kematian tak berujung yang membingungkan dan pasti, anda terus memilih apa yang perlu anda perdulikand an apa anda pikir bodo amat.

 

Ada yang sudah pernah membacanya hingga selesai? Menurut kalian gimana review buku ini? Oh ya, buku ini ada bagian keduanya, dan pastinya harus bersiap juga menguras pikiran untuk memahaminya.

Enjoy Reading!


Comments