Skip to main content

Tantangan Muslimah Kini (Batasan dengan Kaum Adam)

TANTANGAN MUSLIMAH KINI (BATASAN DENGAN KAUM ADAM) 
by: Nurvita R

  Wanita adalah kaum mulia yang sangat diperhatikan dalam agama Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Aku berwasiat pada kalian agar baik terhadap wanita.” itulah kalimat yang beliau ulang sampai 3 kali dalam khutbah perpisahan (wada’). Rasul telah menyuruh umatnya untuk memperlakukan wanita dengan sangat baik dan lemah lembut. Bahkan, ada ungkapan bahwa wanita adalah setengah dari bangsa, sebab dari wanitalah yang akan melahirkan generasi calon pemimpin sebuah negara. Ada ungkapan lain yang bijaksana dari Presiden Tanzania, “Jika anda mendidik seorang pria, maka anda hanya mendidik seorang manusia. Jika anda mendidik seorang wanita, maka anda telah mendidik seluruh manusia.” Kemuliaan wanita serta keindahannya yang sungguh mengagungkan, tidak luput juga dituangkan dalam kalimat indah seperti dalam hadist berikut, “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.” (HR.Muslim).
  Kedudukan dan hak wanita tidak diberi kebebasan seperti layaknya lelaki, namun wanita memiliki keunggulan dibanding lelaki dalam hal mengurus rumah tangga dan mendidik anak. Kesemua hal tersebut sudah diatur oleh Allah sehingga keunggulan wanita tersebut sudah sesuai dengan fitrah jasmani dan sifatnya yang penyayang dan lemah lembut. Ada pula wanita yang dianegurahi kemampuan luar biasa selain kemampuan pokoknya dalam mengurus rumah tangga, seperti kemampuan berfikir dan keahlian untuk berkarya. Pengertian dari muslim padat karya sendiri adalah manusia yang mampu mengoptimalkan waktu untuk menghasilkan karya secara maksimal. Mengeskplorasi dan mengembangkan daya pikirnya untuk menghadirkan kemanfaatan untuk sekitarnya. Di zaman Rasulullah pun, wanita-wanita muslimah memiliki kemampuan luar biasa di luar kesibukannya sebagai ibu rumah tangga. Khadijah dengan kepiawaiannya dalam mengelola perdagangan bahkan sampai level perdagangan lintas negara, Zainab binti Jahsy yang aktif bekerja menyamak kulit binatang untuk kemudian dijualnya, Aisyah yang sangat dalam pengetahuan agamanya, meriwayatkan banyak hadist serta dikenal kritis dan cerdas serta Ummu Salamah yang terkenal cerdas dan berjasa memberikan masukan kepada Rasulullah SAW pada momen Perjanjian Hudaibiyah.
  Di masa sekarang ini, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, kehidupan para wanita menjadi semakin bebas. Banyak sekali wanita muslimah sekarang yang bekerja dengan beragam tujuan. Ada yang ingin meningkatkan keahlian, mengembangkan diri, atau menambah penghasilan. Sebutan wanita karir menjadi tren dan didambakan hampir kebanyakan wanita. Dengan memiliki kemampuan yang bisa menghasilkan uang sendiri, wanita akan dianggap pintar, sukses, dan berkelas. Wanita yang bekerja atau berkarya tidak dilarang oleh Islam, bahkan wanita muslimah zaman dulu banyak yang bekerja dan berkarya karena memiliki kemampuan luar biasa, kepintaran, dan bakat. Namun, kemajuan pada masa sekarang tidak menutup kemungkinan para wanita bertindak di luar batas fitrahnya bahkan sudah tidak lagi sesuai dengan syariah. Hal yang terlihat sekarang adalah seperti penampilan yang kerap berubah-ubah untuk mengikuti gaya fashion yang sedang tren. Gaya hidup tersebut menjadi tantangan bagi wanita muslimah untuk tetap berpenampilan sesuai syariah. Hal ini karena dipengaruhi oleh budaya barat yang semakin mengikis keimanan muslimah mulai dari cara berpakaian, bergaul, penggunaan teknologi, gaya hidup dan pandangan ideologi sekalipun. Di satu sisi wanita ingin maju mengikuti gaya hidup bebas, namun kehilangan jati dirinya sebagai wanita mulia yang seharusnya.
  Tantangan yang paling besar dan paling sulit untuk dihindari oleh para wanita muslimah yang memiliki kesibukan bekerja dan berkarya adalah bebasnya pergaulan dengan kaum adam dan tanpa batasan. Zaman sekarang ini pergaulan perempuan dengan kaum lelaki tidak kenal batasan. Wanita muslimah yang sibuk untuk berkarya maupun bekerja tidak pernah tidak berhubungan dengan kaum lelaki. Hal ini menjadi tantangan serius yang perlu diperhatikan oleh semua wanita muslimah.
  Muslimah yang berkarya dan bekerja ditantang untuk menjalankan kewajiban dan sunnah Rasulullah dengan maraknya fitnah terhadap kaum muslimah itu sendiri. Salah satu tantangan yang berat adalah menjaga batas-batas pergaulan. Bergaul dengan sesama muslim diperbolehkan dalam Islam, namun jika keluar dari koridor akan membahayakan. Mengapa kita disuruh menjaga batas-batas pergaulan dengan yang bukan mahram? sebab iman itu kadang naik turun, kita tidak tahu kapan iman kita turun dan mudahnya terpengaruh godaan syaithan. Kasus yang biasanya terjadi saat ada rapat dan tidak ada hijab, wanita muslimah dan lelaki bercampur baur sehingga bisa saja mereka menjadi tidak fokus karena lupa menundukkan pandangannya. Bukankah kita diwajibkan untuk menundukkan pandangan, seperti halnya pada kutipan hadist berikut: Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai pandangan yang tidak disengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku.” (H.R Muslim, no. 2159).
  Pergaulan lewat media sosial pun juga memiliki batasan-batasannya. Semakin banyaknya media sosial yang memudahkan kita berkomunikasi, makin leluasa kita berinteraksi dengan kaum adam. Saling mengirim pesan yang tidak terlalu penting dan melewati batas jam malam akan menggelincirkan wanita muslimah kepada zina. Bahkan, wanita muslimah yang begitu akrab dengan kaum adam menjadi godaan paling buruk dan hina dari wanita muslimah. Wanita yang keluar dengan keadaan berdandan dengan tujuan mencari perhatian juga tidak diperbolehkan. Wanita yang dituntut dalam pekerjaannya sering bercampur baur dengan kaum adam harus sangat berhati-hati dalam bergaul. Janganlah bertemu jika tidak ada urusan yang penting. Berbicaralah jika diperlukan dengan nada yang tidak manja. Berikan senyum sekedarnya apabila harus dilakukan untuk menghormatinya. Hindari diskusi berdua saja, apalagi keluar rumah dengan yang bukan mahram berdua.
  Masih banyak masa sekarang wanita muslimah yang berbaur dengan kaum adam tanpa memperhatikan batasan yang berarti. Bahkan ada yang menganggap bahwa berjabat tangan, bergandengan tangan dan berpelukan tidak menjadi masalah dalam hal berinteraksi. Begitu pula obrolan yang terlalu sering baik secara langsung maupun melalui media sosial, pergi berdua dengan urusan yang tidak penting sering tidak menjadi hal yang dipermasalahkan. Apalagi menjaga pandangan malahan menjadi hal yang tidak dipedulikan sama sekali. Mereka menganggap hal itu bukanlah kebiasaan yang dilarang apalagi kriminal. Padahal zina itu banyak macamnya: bisa zina hati, mata, kaki dan tangan. Perasaan bahagia jika sedang bersama kaum adam adalah perasaan yang syaithan berikan sehingga janganlah penah memberi kesempatan kepada syaithan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian (H.R Muslim, no.6925). Dari hadist diatas telah jelas bahwa kita harus berhati-hati saat berinteraksi dengan lawan jenis. Sebab kapanpun dan dimanapun kita, bisa saja tidak menyadari jika sudah melakukan zina mata sehingga syaithan akan terus menggoda sampai kita tidak sadar jika sudah melakukan banyak dosa.
  Menjaga batasan dengan kaum adam saat bekerja dan berkarya menjadi tantangan terberat. Terkadang terlihat remeh dan diabaikan, namun dampak yang ditimbulkan sangat besar. Berikut adalah perilaku atau sikap yang dapat membantu kaum muslimah dalam menghadapi tantangan sehingga bisa terus berkarya dengan aman, yaitu:

  1. Tundukkan pandanganmu karena pandangan antara lelaki dan wanita adalah panah setan. Jangan teruskan pandangan yang tidak sengaja.
  2. Hindari berkhalwat (berdua-duan). Dari Umar bin Al Khottob, ia berkhutbah di hadapan manusia di Jabiyah (suatu perkampungan di Damaskus), lalu ia membawakan sabda Nabi SAW, “Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiapa yang bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang mukmin.” (HR. Ahmad).
  3. Berpakaian sesuai syariat yang diajarkan Al-Quran dan Sunnah. “Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata lelaki.” (H.R Tirmidzi).
  4. Sebisanya hindari ikhtilat (campur baur wanita dan lelaki pada satu tempat tanpa ada pembatas di antara mereka.
  5. Hindari bekomunikasi terlalu sering.
  6. Dan perbanyaklah istighfar.

  Sebagai wanita muslimah yang ingin memiliki kesibukan dalam berkarya dan bekerja, dedikasikan dengan memilih profesi yang bisa meminimalisir adanya interaksi dengan kaum adam. Izin dengan suami (untuk yang sudah memiliki) atau dengan ayah (untuk gadis). Sebisa mungkin jauhi berkumpul atau berbaur dengan kaum adam hingga larut malam dan tetaplah dalam adab pergaulan yang sesuai syariah. Tengoklah figur muslimah mulia yang bisa menjaga diri dari maksiat dengan tetap berkarya, seperti Khadijah, Aisyah, Asma binti Yazid, dan masih banyak lagi. Cemburulah kepada wanita muslimah yang menjaga iffah dan izzah di zaman yang begitu banyak fitnah. Mereka menjalankan perintah Allah tak peduli betapapun beratnya karena menjadi wanita mulia tidaklah mudah. Tantangan muslimah bukan hanya menjaga diri agar tidak terjerumus dalam godaan yang makin hebat pada masa sekarang ini, namun berjuang untuk membuktikan bahwa agama Islam adalah agama sepanjang zaman yang dibutuhkan umat manusia dan menjadi agama yang paling indah dalam memuliakan seorang wanita. Semoga kita menjadi wanita muslimah yang dapat membangun peradaban yang lebih baik. Wanita harus baik karena dialah yang akan melahirkan generasi hebat.


Referensi :
Andriani, Evi. 2010. Membangkitkan Semangat Muslim untuk Terus Berkarya. Didapat dari (http://www.eviandriani.com/)
Avicenna, Keisya. 2010. Kiprah Muslimah di Era Globalisasi. Didapat dari (http://www.keisyaavicenna.com/)
Magdalena. 2010. Mampukah Perempuan Zaman Sekarang Hidup dengan Sunnah Rasulullah SAW?. Didapat dari (https://m.eramuslim.com/)
Purnama, Yulian. 2014. Senyuman Seorang Muslimah kepada Lelaki, Bolehkah?. Didapat dari (http://www.muslimah.or.id)
Sari, Yollanda. 2015. Wanita Muslimah Menghadapi Tantangan Dunia Modern. Didapat dari (http://www.panjimas.com/citizens/)
Setiawati, Wiwik. 2015. Lima Pesan Rasulullah Kepada Wanita Dalam Pergaulan. Didapat dari (http://www.infoyunik.com/)
Tuasikal, Muhammad. 2016. Mata yang Tak Bisa Dijaga. Didapat dari (http://www.rumasyho.com)



Comments