Skip to main content

Seberapa Besar Khusyukmu dalam Sholat

SEBERAPA BESAR KHUSYUKMU DALAM SHOLAT?
by: Nurvita R

Tahu tidak orang beruntung itu seperti apa?
yaitu orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya (baca Q.S 23:1-2).

Solat adalah pembeda antara orang mukmin dan kafir, amalan yang dihisab pertama kali, dan perintah yang diturunkan ketika isro’miraj. Seperti yang kita tahu, khusyuknya Rasulullah SAW dalam melaksanakan shalat sunguh sangat luar biasa. Semua sahabat mencontoh kesungguhan sholat Rasulullah SAW. Diambil dari buku 60 Menit Terapi Shalat Bahagia karya Prof.Dr.Moh.Ali Aziz,M.Ag, akan kutuliskan beberapa kisah sahabat Rasulullah.

Abu Bakar As-Shiddiq ketika membaca Al-Qur’an dalam shalat, beberapa wanita kafir yang lewat berhenti karena mendengar tangisannya yang terus menerus. Umar bin Khattab ketika menjadi imam shalat dan membaca sampai surat Yusuf ayat 86 air matanya mengalir sampai ke dada. Pada waktu yang lain, ia nyaris jatuh tersungkur ketika membaca surat At-Thur:1-8.  Ali bin Abi Thalib sewaktu betisnya terkena anak panah dalam peperangan, ia berpesan “Ambillah anak panah ini saat aku menunaikan shalat.” ‘Aisyah r.a ketika shalat membaca surat at-Thur ayat 27, ia mengulang-ulang dan menangis. Para pejalan kaki yang menyaksikannya berkomentar, “Mulai saya berangkat ke pasar sampai saya pulang, ‘Aisyah masih dalam keadaan berdiri dan menangis dalam shalatnya.” 

‘Abdullah bin Zubair dilempari batu besar sampai melewati sebelah janggut dan tenggorokannya. Namun, ia tetap berdiri dalam shalatnya. Pada waktu yang lain, di rumahnya terjadi keributan banyak orang karena ada ular yang membelit anaknya. Mereka berhasil membunuh ular tersebut dan ‘Abdullah baru mengerti kejadiannya seusai shalat. Suatu kali saat ia rukuk, temannya di sebelah sedang membaca Al-Quran, ia baru bangkit dari rukuk setelah temannya selesai membaca juz 1-7. Syaikh Nada Abu Ahmad (2009) menyebutkan  bahwa Hatim Al Asham bercerita, “Pada saat menghadap kiblat, seakan-akan Allah di depanku, surga berada di kananku, neraka di kiriku, Malaikat Izrail di belakangku, seakan-akan kedua kakiku berada di atas jembatan (shirathal mustaqim) dan ini shalat terakhirku. Setelah itu, barulah aku berniat shalat dan takbir. Aku sudah melakukannya selama 30 tahun, namun aku selalu meyakinkan diriku sendiri bahwa shalatku belum diterima Allah SWT.” 

‘Abbad bin Bisyr ketika sedang shalat tahajud, pasukan  musuh melesatkan anak panah dan ‘Abbad mencabutnya dari lengannya, ia terkena anak panah lagi, dan mencabutnya sampai salam. Usai shalat, ‘Ammar bin Yasir bertanya, “Mengapa engkau tidak membangunkanku saat pertama kali terkena panah?”, ‘Abbad menjawab, “Saat shalat, aku sedang membaca ayat Al-Qur’an dan aku tidak ingin memotongnya. Kalau saja bukan karena pehatianku terhadap pos penjagaan yang menjadi kewajibanku, aku lebih memlih mati daripada memotong ayat-ayat Al-Qur’an yang sedang kubaca.”

Lalu, seberapa besar khusyukmu dalam solat, kawan? Apakah seperti beberapa sahabat tadi atau bahkan masih sulit untuk khusyuk?

Ketika merasakan khusyuk dalam shalat maka shalat bukan lagi beban tapi merupakan kenikmatan. Mulai dari sekarang perhatikan shalat, katanya menginginkan surga?  Surga yang seluas langit dan bumi, surga yang tidak pernah dilihat, didengar, dan dibayangkan oleh siapapun.

Tetaplah ikhtiar khusyu dalam shalat dan berhati-hatilah dengan bisikan setan, “Pencuri hanya mengintai rumah yang berisi intan permata. Tidak tertarik memasuki rumah yang tidak berisi barang berharga. Setan tidak tertarik menggoda orang yang memang sudah lalai dalam shalatnya” (Ibnu Qayyim Al Jauziyah)

Comments