- Get link
- Other Apps
by : Sheikh Khalid
Yasin, Sheikh Zahri Mahmood
Khalid bin Walid diberi gelar oleh
Rasulullah “Saifullah” yang artinya pedang Allah SWT. Seoran pria yang
setelahnya wafatnya Rasulullah SAW dan Abu Bakar RA wafat, dan Umar bin Khattab
RA adalah khilafah, dia meminta kepada
Khalid, “Khalid, aku ingin kau pergi kepada orang Persia atau orang Roma”. Umar
bertanya “Berapa banyak prajurit yang kau butuhkan?”. Khalid menjawab, “Berikan
aku 500 prajurit”. Kemudian Umar RA mengingatkanya, “Ya Khalid, orang-orang itu
mempunyai kira-kira 100.000 prajurit.” Khalid berkata, “Kalau begitu, berikan
aku tambahan 500 prajurit lagi.” Umar memintanya untuk membawa 10.000 prajurit
bersamanya, tapi Khalid idak ingin 10.000 prajurit. Dia berkata, “Orang-orang kafir itu, Allah
hanya memberikan mereka potongan kecil dari dunia, tapi Allah memberikan kita
akhirat. Dan Demi Allah, jika aku pergi kesana hanya dengan 10 orang beriman,
maka kami akan kembali dengan kekuatan mereka, kami akan kembali dengan
kemenangan.” Inilah keyakinannya karena para sahabat Rasulullah SAW, mereka
hanya peduli dan memikirkan dunia, bagaikan percikan air yang menghantam tanah
lapang di musim panas. Berapa lama air itu akan bertahan? Seperti itu
(menjetikkan jari), hanya seperti itu. Karena hati mereka tidak terpikat kepada
dunia dan mereka hanya memikirkan akhirat. Allah telah memberikan kekuatan dan
kekuatan itu sudah terasa bahkan sebelum mereka bertemu dengan orang-orang
kafir. Masya Allah dia kembali dengan kemenangan.
Pada 4 tahun terakhir kehidupan Khalid
bin Walid RA, dia diturunkan pangkatnya, tidak diperbolehkan pergi ke medan
perang. Ini adalah ujian terbesar baginya. Setelah Hira selama 6 bulan, dia
diberhentikan dari medang perang. Dan Khalid RA menjuluki tahun itu sebagai
“tahun-tahun wanita” karena dia tidak bisa pergi berperang. Selama 4 tahun
terakhir dalam hidupnya, dia tidak bisa pergi berperang. Riwayat mengatakan
bahwa Khalid RA tidak membuang-buang waktunya. Pada masa itu, Khalid membaca Al-Qur’an.
Setelah fajr, dia terus membaca Al-Qur’an hingga dzuhur. Dia berkata, “Jihad
telah menghentikanku dari belajar Al-Qur’an.” Sekerang dia bertekad
mempelajarinya dan menangis karena takut kepada Allah dan terus menerus
menangis karena Allah SWT.
Dia adalah orang yang berperang dalam
banyak pertempuran, menghancurkan negara-negara perkasa, tapi dia wafat di
tempat tidurnya. Sahabat menjemputnya, khalid berkata, “Kau tahu, ketika Umar
RA menurunkan jabatanku, aku merasa kecewa, tapi sekarang aku sadar, bahwa apa
yang Umar lakukan adalah tindakannya yang tepat, karena Umar RA hanya
menginginkan yang baik bagi orang-orang beriman, dan aku tidak merasa kecewa
kepada Umar RA.” Ketika dia mau meninggal, dia menunjukkan tangannya dan tidak
ada sejengkal jarak pun di tangannya kecuali ada bekas luka di tangannya. Dia
menunjukkan tangan kanannya, dia menunjukkan tangan kirinya, dia menunjukkan
dadanya, dia menunjukkan kakinya. Dia berkata, “Lihatlah aku, aku bertempur
dalam ratusan peperangan, banyak pertempuran, tapi aku sekarat di tempat
tidurku?”. Seseorang berkata kepada Khalid RA,
“Wahai Khalid, tidakkah kau mengerti, ketika Rasulullah SAW menjulukimu
sebagai ‘pedangnya Allah’ maka tidak mungkin kau gugur dalam pertempuran karena
jika kau gugur dalam pertempuran, berarti pedangnya Allah telah berhasil
dipatahkan orang-orang kafir, sedangkan pedangnya Allah tidak akan bisa
terpatahkan.” Dan Khalid RA bertolak belakang dengan keinginannya, dia
meninggal di tempat tidurnya.
Tapi ketahuilah dalam pertempuran Mut’ah,
Khalid RA mematahkan Sembilan pedang. Kenapa? Karena itu semua adalah pedangnya
Khalid RA, sedangkan Khalid sendiri adalah pedangnya Allah SWT, jadi dia tak
pernah bisa dipatahkan. Dia adalah orang yang menaklukkan dua bangsa adikuasa,
meninggal di tempat tidurnya. Kenyataannya adalah kenapa dia tidak mati syahid?
Bukankah Rasulullah SAW bersabda tentang orang yang mati syahid? Bahwa jenazah
orang yang mati syahid tidak dimandikan karena darahnya akan bersaksi dan
bersyahadat di hari kiamat. Pakaiannya tidak diganti karena pakaiannya akan
bersaksi untuknya di hari kiamat. Jenazah orang yang mati syahid tidak
dishalati menurut para fuqaha. Kenapa? Karena Allah berfirman dalam Q.S
Ali-Imran: 169, “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di Jalan
Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat
rezeki.” Kenyatannya adalah kemungkinan pakaiannya Khalid RA tidak akan
bersaksi terhadap syahadat-nya, darahnya kemungkinan tidak akan bersaksi
terhadap syahadatnya, tapi Demi Allah SWT, setiap orang yang mati syahid dari
umat ini akan bersaksi untuk Khalid RA karena tidak ada seorang syahid dari
umat ini yang tidak terinspirasi oleh Khalid RA.
Menurut riwayat menyebutkan bahwa dia
mewariskan seekor kuda dan pedang dan dia mengirimkannya kepada Umar RA dan
ketika Umar RA melihatnya, dia mulai menangis. Dia berkata “Abu Bakar RA jauh
lebih mengenal seseorang dibandingkan diriku.” Dia menyadari keutamaan Khalid
RA. Dapatkah kau membayangkan kuda yang ditinggalkan Khalid RA. Dapatkah orang
lain menunggangi kudanya Khalid? Tidak! Karena orang lain tidak akan bisa
memenuhi hak kuda itu. Dapatkah orang lain memakai pedangnya Khalid? Tidak!
Karena orang lain tidak akan bisa memenuhi hak pedang itu. karena Khalid RA
berada pada tingkat yang berbeda.
Riwayat menyebutkan bahwa ketika Khalid
RA meninggal dunia, para wanita dari Bani Makhzum keluar dan menangis,
sedangkan Umar mempunyai aturan yang ketat bahwa para wanita tidak boleh keluar
dan menangis. Bahkan ketika Abu Bakar RA meninggal dunia para wanita berkumpul
di rumah Aisyah RA, mereka menangis dan Umar mengusir mereka. Tapi ketika
Khalid RA wafat, seseorang datang kepada Umar RA dan dia berkata, “Wahai Umar,
para wanita dari Bani Makhzum menangisi Khalid RA.” Dan Umar RA berkata “Untuk orang
seperti Khalid Ra, orang-orang yang menangis, haruslah menangis.” Kemudian Umar
RA mendengar ibunya Khalid RA membaca sebuah puisi, ibunya berpuisi “Kau lebih
baik daripada jutaan orang. Ketika musuh-musuhmu terjatuh di hadapanmu, kau
lebih berani daripada seekor singa dan seekor macan. Kau lebih dermawan
daripada banjir yang mengalir menuruni gunung.” Dan Umar RA mendengar ibunya
Khalid RA membacakan ini dan dia berkata, “Ibunya Khalid RA telah berbicara
benar.” Aku bersumpah, Demi Allah, jika Khalid lebih baik dari jutaan orang di
masanya, maka dia lebih baik daripada milyaran orang di masa sekarang. Dan
faktanya adalah, tidak akan ada orang lagi yang bisa menyamai Khalid. Demi Allah, jika kau melihat Khalid RA, dia
adalah perpaduan Frederick The Great, Genghis Khan, Napoleon, Temur, semuanya
dalam satu! Dia lebih baik daripada mereka semua jika disatukan! Dan tidak akan
ada Khalid RA yang lainnya. Seperti
yang dikatakan Abu Bakar RA, dan dia bersaksi atas Khalid RA, dia berkata,
“Para wanita tidak akan melahirkan orang seperti Khalid RA lagi.” Semoga Allah
SWT mengangkat derajat Khalid RA. Semoga Allah SWT mempertemukan kita dengan
orang-orang seperti Khalid RA dan para sahabat RA di hari kiamat. Aamiin.
Good :)
ReplyDeleteTerimakasih sudah mampir :)
Delete