Skip to main content

Kisah Akhir Perjalanan Hidup dari Buku Kesaksian Seorang Dokter

 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bismillahirahmanirahim,

Perkenankan kali ini saya akan menulis rangkuman singkat dari sebuah buku yang sangat epik dan penuh hikmah kebijaksanaan hidup. Setelah membaca buku ini, sayang rasanya jika tak ditulis untuk dibagikan ke kalian semua. Buku ini berjudul “Kesaksian Seorang Dokter (Mensucikan Hati Melalui Kisah-Kisah Nyata)” karya dr. Khalid bin Abdul Aziz Al-Jubair, SpJP. Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk bisa dimiliki setiap muslim. Insyaallah banyak sekali hikmah dari kisah-kisah yang diceritakan, yang mana bisa membuat kita terenyuh, terharu, dan merenungi kembali journey of our life. Buku ini akan mengetuk relung hati kita, khususnya saat kita futur dan iman sedang down. Barangkali dengan membaca buku ini bisa mendapatkan salah satu hidayah-Nya.

Berikut saya rangkum dan tuliskan kembali kisah dari buku kesaksian seorang dokter. Kisah yang saya pilih kali ini dari buku tersebut mengenai perjalanan seseorang yang menghadapi akhir hidupnya dengan indah.

1.       Seorang pemuda yang terkena tembakan peluru nyasar meninggal dengan melantunkan syahadat, dalam keadaan jari telunjuk tangan kanan menunjuk, sebagaimana orang yang sedang membaca tasyahud dalam shalat. Setalah orang tua ditanya mengenai kehidupan pemuda tersebut, mereka menjelaskan bahwa almarhum selalu membangunkan untuk sholat subuh, tekun melakukan shalat malam dan membaca Al-Qur’an, berusaha shalat berjamaah di masjid. Banyak dokter yang merasa iri kepada pemuda tersebut atas kemuliannya dengan amal ibadahnya.

2.       Wanita mengalami gagal jantung, saat tiba di ruang gawat darurat detak jantungnya berhenti, dilakukan terapi shock, 2 menit kemudian ia membuka matanya, memandang ke arah langit mengangkat tangan kanannya sambil mengucapkan syahadat. Detak jantungnya berhenti kembali, setelah dilakukan terapi seperti sebelumnya ternyata tidak berhasil dan ia dinyatakan meninggal. Suaminya menceritakan bahwa sejak menikahinya 35 tahun yang lalu, almarhum tidak pernah meninggalkan shalat malam kecuali karena halangan syar’i.

3.       Seorang sahabat dokter berusia 32 tahun terkena kanker otak. Sebelumnya ia masuk  rumah sakit tidak sadarkan diri, seluruh wajahnya membengkak khususnya daerah hidung dan mata, sehingga orang-orang yang menjenguknya merasa jijik dan tidak tega untuk memandangnya. Esoknya dokter memasuki ruangannya dengan penuh takjub karena wajah yang menakutkan telah kembali normal, dan dokter menuntuunnya mengucapkan syahadat, ia mengucapkannya kemudian meninggal. Dokter merasa heran sebab sepengetahuanya ia bukanlah tipe orang yang banyak beribadah, walaupun selalu menjaga sholat lima waktu dan berhati-hai menjauihi larangan Allah. Kemudian dokter bertanya kepada ayahnya, ia menjelaskan bahwa anaknya sangatlah aneh, almarhum tidak pernah tertarik dengan harta milik orang lain,  tidak mengenal sifat iri dan dengki, dan selalu membawa cinta kasih sayang kepada siapapun.

4.       Pasien berusia 40 tahun yang sedang menghadapi sakaratul maut, ia menderita kanker urinary bladder dan sudah menyebar ke seluruh tubuhnya hingga mencapai otaknya. Ia sudah kehilangan kesadaranya sejak empat minggu yang lalu.  Ketika dokter memasuki ruang pasien tersebut, dokter melihat wajah putih kemerah-merahan segar, tanpa sadar dokter menghadapkannya ke arah kiblat. Dokter memanggil pasien tersebut, dan pasien menyahutnya, pasien mengucapkan syahadat dan ia meninggal dunia. Saudaranya menceritakan bahwa almarhum mempunyai sifat yang jarang dimiliki orang lain. Almarhum tidak pernah berbuat ghibah, ia tidak pernah mengizinkan orang lain berbuat ghibah di dekatnya, dan jika tidak bisa menghalangi orang yang berbuat ghibah di dekatnya ia segera pergi menjauh.

5.       Seorang anak meminta dokter untuk berkenan mentalqininya syahadar untuk ayahnya yang sedang menghadapi sakaratul maut. Ayahnya baru saja menjalani operasi jantung, mengalami pembekuan yang parah di otaknya sehingga ia kehilangan kesadaranya sejak menjalani operasi tersebut. Aktifitas jantungnya sngat lemah sekali dan kedu aginjalnya sudah tidak berfungsi. Dokter mendekatinya dan berkata kepadanya ucapan syahadat, sekonyong-konyong lidah dan tangan kanannya bergerak, dan yang lebih mengejutkan lagi tekanan darah dan detak jantungnya meningkat. Seluruh organ pasien tersebut bereaksi setelah dibacakan syahadat. Anak-anaknya pun membacakan Al-Qur’an 4 hari 3 malam hingga akhirnya pasien meninggal dunia. Anaknya mengatakan bahwa almarhum termasuk ahli Qur’an, seluruh ucapannya adalah Al=Qur’an dan dzikir, ia selalu mengkhatamkan AL-Qur’an dalam waktu tiga hari atau lima hari, paling lama mengkhatamkan Al-Qur’an dalam seminggu.

6.       Seorang laki-laki berusia tujuh puluh tahun telah meninggal dunia, saat itu bagian Pemandi Jenazah kehabisan bahan wewangian termasuk bidara, bahkan kapur barus pun tidak punya. Mereka memandikan jenazah tersebut seadanya, tiba-tiba berhembus semerbak aroma wangi bagaikan cendana sesaat setelah jenzaha tersebut menyentuh air. Aroma wangi  semerbak keluar dari jasad orang tersebut memenuhi ruangan selama petugas mengurus jenazah, aroma wangi juga keluar dari kain kafan. Anaknya menceritakan bahwa almarhum adalah orang yang selalu menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dengan lemah lembut, dengan cinta kasih.

7.       Seorang jamaah shalat pingsan di masjid saat ia mengumandangkan iqamah Sholat Subuh. Orang itu sadar saat dalam perjalanan ke rumah sakit, ia berdzikir seakan-akan tidak pernah terjadi apapun. Setelah diperiksa, dokter menemukan adanya peradangan mematikan yang parah sekali pada sebagian besar jantungnya. Saat dibawa ke ruang ICU, dokter tiba-tiba mendengar suara tasbih dan tahlil, lalu pasien tersebut membisikkan sesuatu ke salah satu rekan dokter lalu tersenyum sambil membaca syahadat. Saat ditanya tentang riwayat hidupnya, almarhum sangat menjaga 2 perkara: pertama, ia dan muazzin selalu saling dahulu mendahului untuk datang ke masjid. Kedua, ia tidak dikenal kecuali sebagai pribadi yang baik. Allah telah menjaganya dari perbuatan keji dan mungkar, ia tidak pernah berbohong atau menggunjing orang lain.

8.       Seorang pasien yang telah melakukan operasi penambalan pembuluh darah, ia berkata bahwa ia akan meninggal sebentar lagi. Ia meminta maaf kepada keluarganya, berterimakasih kepada dokter dan perawat, lalu berbaring di atas sisi kanannya seraya mengucapkan syahadat. Anaknya menceritakan bahwa almarhum adalah orang yang baik, anaknya tidak pernah melihatnya menggunjing, berbohong, berbuat keji atau kemungkaran.

9.       Seseorang yang merupakan teman dari dokter saat di bangku kuliah memiliki kesibukan mengajarkan Al-Qur’an, membimbing para penghafal Al-Qur’an, dan ia tidak pernah terlambat untuk mengajar. Istrinya bercerita bahwa setelah suaminya pulang dari mengajar berkata, “Sesungguhnya saya akan mati jam sepuluh”. Istrinya mengira bahwa suaminya sedang bercanda, ia meminta dibuatkan sarapan.  Jam 8.30 suaminya masuk ke kamar mandi agak lama dan keluar memakai wewangian  sebagaimana yang ia lakukan ketika hendak berangkat sholat Jumat, lalu ia memakai pakaian yang paling bagus dan mulai membaca Al-Qur’an. Beberapa menit sebelum jam sepuluh, ia berkata “Saya akan mati jam sepuluh, maka maafkanlah aku, lupakanlah semua kesalahan dan kekhilafanku kepadamu.” Beberapa detik sebelum jam sepuluh, ia bersiap-siap untuk tidur lalu membaca syahadat, kemudian ia menghadap Tuhannya. Dokter menjelaskan bahwa ia tidak pernah melihat temannya menggunjing orang lain, berbohong, menipu, berbicara kotor atau mungkar.

If you think this article is useful. Feel free to share. Thank you.

Comments